BAB I
A.
LATAR BELAKANG
Al-Qur’an adalah firman/kalam Allah yang merupakan
mukjizat, diturunkan berupa wahyu kepada Rasulullah Muhammad saw. dikumpulkan
pada satu mushaf mulai dari surat Al-Fatihah sampai surat An-Naas dan dinukil
kepada kita secara mutawatir, membaca dan mempelajarinya nya merupakan ibadah
yang mendapat pahala.
Kita sendiri
sebagai umat muslim yang beriman wajib mengetahui pengertian dari Al-Qur’an itu
sendiri. Selain itu kita juga harus memahami keutamaan-keutamaan dalam mempelajari,
membaca, mengajarkan, dan mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an beserta Dalil-Dalil
dan Hikmahnya.Maka dari itu dalam makalah ini dibahas tentang berinteraksi
dengan Al-Qur’an.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimanakah keutamaan membaca
Al-Qur’an beserta dalilnya?
2.
Bagaimana adab dalam membaca
Al-Qur’an beserta dalilnya?
C.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui keutamaan dari membaca
Al-Qur’an beserta dalilnya.
2.
Untuk memahami tata cara atau adab
dalam membaca al-Qur’an beserta dalilnya.
BAB II
PEMBAHASAN
KEUTAMAAN MEMBACA
AL-QUR’AN
A.
KEUTUMAAN MEMBACA AL-QUR’AN
Bulan
Ramadhan adalah bulan turunnya Al Qur`an. Jika pada bulan tersebut kita banyak
membaca Al Qur`an maka hendaknya kebiasaan tersebut kita lanjutkan pada
bulan-bulan selain Ramadhan minimal sehari sekali karena besarnya keutamaan dan
pahala yang terkandung di dalam amalan ibadah yang satu ini.
Berikut ini
akan kami sebutkan beberapa keutamaan dari membaca Al Qur`an beserta dengan
dalil-dalilnya yang shahih.
1.
Al Qur`an bisa menjadi pemberi
syafaat bagi orang yang membaca dan mengamalkannya pada hari kiamat kelak.
2.
Orang yang lancar membaca Al Qur`an
dan orang yang tidak lancar membacanya, kedua-duanya tetap akan mendapatkan
pahala dari membacanya.
3.
Orang yang mempelajari dan
mengajarkan Al Qur`an adalah orang yang paling mulia.
4.
Orang yang membaca dan mengamalkan
Al Qur`an di dalam kehidupan sehari-hari adalah termasuk dari orang-orang yang
pantas untuk ditiru.
5.
Membaca satu huruf dari Al-Qur`an mendapatkan
sepuluh pahala. Semakin banyak yang kita baca maka semakin banyak pula pahala
yang diperoleh.
6.
Semakin banyak huruf dan ayat yang
dibaca, semakin tinggi pula kedudukan dan kemuliaan orang yang membacanya.
“Sesungguhnya
orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan menderikan shalat dan
menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan
diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak
akan merugi agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah
kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Mensyukuri (QS. Fathir : 29-30).
Bacalah apa
yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS Al Ankabuut 45).
Dalilnya
adalah hadits Abu Umamah radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah
Saw. bersabda:
"Bacalah
Al Qur`an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat
bagi pembacanya." [HR Muslim (804)].
Dalil
lainnya adalah hadits An Nawwas bin Sam'an radhiallahu 'anhu, bahwasanya
Rasulullah Saw. bersabda:
"Akan
didatangkan pada hari kiamat Al Qur`an dan orang-orang yang membacanya yang
mereka itu dulu beramal dengannya ketika di dunia, dipimpin oleh surat Al
Baqarah dan Alu Imran" [HR Muslim (805)].
مَا أَذِنَ اللَّهُ لِشَىْءٍ مَا أَذِنَ لِنَبِىٍّ حَسَنِ
الصَّوْتِ يَتَغَنَّى بِالْقُرْآنِ يَجْهَرُ بِهِ
“Allah
Subhaanahu wa Ta'aala tidaklah mendengarkan sesuatu seperti yang didengar-Nya
dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang bagus suaranya, ia memperbagus
suara dalam membaca Al Qur’an dan mengeraskannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bahwasanya
Rasulullah صلىاللهعليهوسلم bersabda:
“Tidak boleh iri kecuali terhadap dua
jenis manusia: (Yang pertama adalah) orang yang telah diberikan ilmu Al Qur`an
oleh Allah lalu dia mengamalkannya sepanjang malam dan sepanjang siang. (Yang
kedua adalah) orang yang telah diberikan harta oleh Allah lalu dia menafkahkannya
sepanjang malam dan sepanjang siang.” [HR Al Bukhari (5025) dan Muslim (815).
Keutamaan
mendengarkan Ayat Al-Qur’an, bukan
membaca Al-Qur'an saja yang menjadi ibadah dan amal yang mendapat pahala dan
rahmat, tetapi mendengarkan bacaan Al Qur'an pun begitu pula. Sebahagian ulama
mengatakan, bahwa mendengarkan orang membaca Al Qur'an pahalanya sama dengan
orang yang membacanya.
Mendengarkan
bacaan Al Qur'an dengan baik dapat menghibur perasaan sedih, menenangkan jiwa
yang gelisah dan melunakkan hati yang keras, serta mendatangkan petunjuk.
Itulah
yang dimaksudkan dengan rahmat ALLAH, yang diberikan kepada orang yang
mendengarkan bacaan Al Qur'an dengan baik.
Demikian
besar mu'jizat Al Qur'an sebagai wahyu ILAHI, yang tak bosan-bosan orang
membaca dan mendengarkannya.
Malahan
semakin sering orang membaca dan mendengarkannya, semakin terpikat hatinya
kepada Al Qur'an,bila Al Qur'an dibaca dengan lidah yang fasih, dengan suara
yang baik dan merdu akan lebih memberi pengaruh kepada jiwa orang yang
mendengarkannya dan bertambah imannya.
1.
Dalil Al-Qur’an
"Dan apabila dibacakan Al
Qur'an, maka dengarkanlah (baik-baik) dan perhatikanlah dengan tenang, agar kamu
mendapat rahmat." QS Al A’raf:204
"Sesungguhnya orang-orang yang
beriman itu, hanyalah mereka yang apabila disebut (nama) ALLAH, gemetarlah hati
mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat NYA, bertambahlah iman
mereka karenanya dan kepada ROBB lah mereka bertawakkal." QS Al Anfaal:2
2.
Dalil hadits
Dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhori disebutkan bahwa Abdullah Ibnu Mas'ud menceritakan:
"Rosulullah berkata kepadaku :
"Hai Ibnu Mas'ud, bacakanlah Al Qur'an untukku!" Lalu aku menjawab:
Kenapa aku yang membacakan Al-Qur'an untukmu, ya Rosulullah, padahal Al Qur'an
itu diturunkan ROBB kepadamu?" Rosulullah menjawab: "Aku senang
mendengarkan bacaan Al-Qur'an itu dari orang lain.
Kemudian Ibnu Mas'ud membacakan beberapa
ayat dari surat An Nisaa'.
Maka tatkala bacaan Ibnu Mas'ud
sampai kepada ayat 41 yang artinya: "Maka bagaimanakah (halnya orang kafir
nanti), apabila Kami mendatangkan seorang saksi (rosul dan nabi) dari tiap-tiap
umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu
(umatmu);"
Sedang ayat itu sangat mengharukan
hati Rosulullah, lalu beliau berkata:
"Cukuplah sekian saja, ya Ibnu
Mas'ud!"
Ibnu Mas'ud melihat Rosulullah
meneteskan air matanya serta menundukkan kepalanya.
B.
ADAB MEMBACA AL-QUR’AN
1.
Memiliki
niat yang ikhlas karena mengharap keridhaan Allah dalam membaca dan
mempelajarinya, bukan untuk mendapatkan dunia, bukan karena harta, kedudukan,
juga bukan agar dimuliakan oleh kawan-kawan. Orang arif mengatakan, “Ikhlas itu
membersihkan amal dari perhatian makhluk.”
2.
Dianjurkan
menggosok giginya baik dengan siwak maupun sikat gigi lainnya.
3.
Sebaiknya
ia membaca Al Qur’an dalam keadaan suci, baik suci dari hadats kecil maupun
dari hadats besar.
4.
Hendaknya
membaca Al Qur’an di tempat yang suci seperti di masjid dan di rumah. Oleh
karena itu, banyak para ulama yang menganjurkan membacanya di masjid karena di
masjid menggabung antara tempat yang bersih dan utama. Demikian juga hendaknya
ia tidak membacanya di tempat yang kotor atau di tempat yang biasanya bacaannya
tidak didengarkan dan diperhatikan.
5.
Sebaiknya
duduk menghadap kiblat dengan sikap tenang, khusyu dan sopan.
6.
Hendaknya
memulai dengan membaca isti’adzah (A’uudzu billahi minasy syaithaanir rajiim).
7.
Hendaknya
membacanya dengan tartil (tidak cepat dan jelas huruf-hurufnya), karena hal ini
membantunya untuk mentadabburi maknanya.
8.
Dianjurkan
memperbagus suara semampunya ketika membaca Al Qur’an.
9.
Hendaknya
ia menghadirkan hati, mentadabburi (memikirkan) kandungan Al Qur’an,
memperhatikan setiap ‘ibrah (pelajaran) dan merasakan ke dalam hati wa’d
(janji) dan wa’id (ancaman) yang disebutkan dalam Al Qur’an.
10.
Hendaknya
ketika sampai pada ayat rahmat, ia meminta kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala
karunia-Nya, dan ketika sampai pada ayat azab, ia meminta perlindungan kepada Allah
Subhaanahu wa Ta'aala darinya.
11.
Hendaknya
ia menjauhi tertawa, ribut/gaduh dan obrolan, kecuali ucapan yang sangat
dibutuhkan.
12.
Ketika
dibacakan Al Qur’an hendaknya diam, tidak melakukan obrolan
13.
Hendaknya
ia tidak mengeraskan bacaan Al Qur'an ketika di dekatnya ada yang sedang shalat
agar tidak mengganggu shalatnya.
14.
Diutamakan bagi orang yang membaca
Al-Qur’an dalam keadaan suci.
Jika tidak menemukan air maka dianjurkan untuk bertayamum.
15.
Membaca
al-qur’an disunahkan di tempat yang bersih dan terpilih
Justru,
sejumlah ulama menganjurkan membaca Al-Qur’an di masjid karena ia meliputi
kebersihan dan kemuliaan. Para sahabat meriwayatkannya dari Abu Hanifah r.a
Asy-Sya’bi berkata, makruh membaca Al-Qur’an di tiga tempat: Di tempat mandi,
tempat buang air dan tempat penggilingan gandum.
16.
Diutamakan bagi pembaca Al-Qur’an di
luar sembah yang supaya menghadap
kiblat. Hendaknya dia duduk dengan khusyuk dan tenang sambil menundukkan
kepalanya. Dibolehkan baginya membaca sambil berdiri atau berbaring atau di
tempat tidurnya atau dalam keadaan lainnya dan dia mendapat pahala, akan tetapi
nilainya kurang daripada membaca al Qur’an dengan duduk.
1.
Dalil Al-Qur’an
“Maka Apakah mereka tidak
memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (keagungan Allah s.w.t) bagi
orang-orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah s.w.t sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan Bumi…” (QS Ali-Imran 3:190-191).
“Dan mereka menyungkurkan wajah
mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk.” (QS Al-Israa 17:109).
2.
Dalil Hadist
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ
السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ
فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
“Orang yang pandai membaca Al-Qur`an,
dia bersama para malaikat yang mulia dan patuh. Sedangkan orang yang membaca
Al-Qur`an dengan terbata-bata dan berat melafalkannya, maka dia mendapat dua
pahala.” (Muttafaq
‘Alaih).
خَيْرُكُمْ
مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ
وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an
dan mengajarkannya.”
Dari Rasulullah SAW beliau berkata,” Sesungguhnya Alqur’an turun dengan
kesedihan, maka apabila kamu membacanya hendaklah sambil menagis.Jika engkau
tidak bisa menangis maka berusahalah untuk menangis dan melagukannya
(menyenandungkannya). Barangsiapa yang tidak melagukan bacaan Al Qur’an maka
tidak termasuk golongan kami. (HR. Ibnu Majah).
Abu Hurairah
dan Abu Said Al-Khudri ra dari Nabi saw bahawa Baginda bersabda: “Tidaklah
suatu kaum menyebut nama Allah swt bersama-sama, kecuali mereka dikelilingi
oleh para malaikat, diliputi rahmat dan turun ketenangan ke atas mereka serta
Allah swt menyebut mereka di antara para malaikatnya di sisi-Nya.” (Riwayat
Tirmidzi dan dia berkata, hadith ini hasan shahih).
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Al-Quran adalah satu mukjizat yang
tersebar dan teragung yang diturunkan dalam bahasa Arab dalam tujuh huruf.
Banyak hadith yang diriwayatkan oleh para sahabat mengenai Al-Quran diturunkan
dalam tujuh huruf dan hadith tersebut adalah mutawatir, di antaranya yang
berpendapat demikian ialah Abu ‘Ubayd al-Qasim bin Salam.
Hadits-hadits berkenaan dengan Al-Qur’an tentang
keutamaan-keutamaan dari membaca, juga adab-adab dalam membaca Al-qur’an harus
di perhatikan karena ini sangat berpengaruh pada makna, dan kebenaran dalam
membacanya.
Keutamaan-keutamaan dalam Al-Qur’an adalah cerminan betapa
sangat mulianya ayat suci al-Qur’an, dari membaca sudah jelas mendapatkan
pahala dari per kata yang di baca, mendengarkan Al-Qur’an sama halnya dengan
membaca Al-Qur’an,belajar Al-Qur’an juga sangat penting bagi kita karena ini
berkaitan dengan tata cara, bunyi, panjang pendek, dll. Dalam membaca
Al-Qur’an, bila kita sudah mahir dalam mempelajari Al-Qur’an maka hendaknya
kita ajarkan kepada orang lain, karena sebaik-baik orang adalah orang yang
belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar