Jumat, 16 Juni 2017

KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR'AN

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Al-Qur’an adalah firman/kalam Allah yang merupakan mukjizat, diturunkan berupa wahyu kepada Rasulullah Muhammad saw. dikumpulkan pada satu mushaf mulai dari surat Al-Fatihah sampai surat An-Naas dan dinukil kepada kita secara mutawatir, membaca dan mempelajarinya nya merupakan ibadah yang mendapat pahala.
Kita sendiri sebagai umat muslim yang beriman wajib mengetahui pengertian dari Al-Qur’an itu sendiri. Selain itu kita juga harus memahami keutamaan-keutamaan dalam mempelajari, membaca, mengajarkan, dan mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an beserta Dalil-Dalil dan Hikmahnya.Maka dari itu dalam makalah ini dibahas tentang berinteraksi dengan Al-Qur’an.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimanakah keutamaan membaca Al-Qur’an beserta dalilnya?
2.      Bagaimana adab dalam membaca Al-Qur’an beserta dalilnya?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui keutamaan dari membaca Al-Qur’an beserta dalilnya.
2.      Untuk memahami tata cara atau adab dalam membaca al-Qur’an beserta dalilnya.



BAB II
PEMBAHASAN
KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR’AN

A.    KEUTUMAAN MEMBACA AL-QUR’AN
Bulan Ramadhan adalah bulan turunnya Al Qur`an. Jika pada bulan tersebut kita banyak membaca Al Qur`an maka hendaknya kebiasaan tersebut kita lanjutkan pada bulan-bulan selain Ramadhan minimal sehari sekali karena besarnya keutamaan dan pahala yang terkandung di dalam amalan ibadah yang satu ini.
Berikut ini akan kami sebutkan beberapa keutamaan dari membaca Al Qur`an beserta dengan dalil-dalilnya yang shahih.
1.      Al Qur`an bisa menjadi pemberi syafaat bagi orang yang membaca dan mengamalkannya pada hari kiamat kelak.
2.      Orang yang lancar membaca Al Qur`an dan orang yang tidak lancar membacanya, kedua-duanya tetap akan mendapatkan pahala dari membacanya.
3.      Orang yang mempelajari dan mengajarkan Al Qur`an adalah orang yang paling mulia.
4.      Orang yang membaca dan mengamalkan Al Qur`an di dalam kehidupan sehari-hari adalah termasuk dari orang-orang yang pantas untuk ditiru.
5.      Membaca satu huruf dari Al-Qur`an mendapatkan sepuluh pahala. Semakin banyak yang kita baca maka semakin banyak pula pahala yang diperoleh.
6.      Semakin banyak huruf dan ayat yang dibaca, semakin tinggi pula kedudukan dan kemuliaan orang yang membacanya.
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan menderikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri (QS. Fathir : 29-30).
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al Ankabuut 45).
Dalilnya adalah hadits Abu Umamah radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda:
"Bacalah Al Qur`an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya." [HR Muslim (804)].
Dalil lainnya adalah hadits An Nawwas bin Sam'an radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda:
"Akan didatangkan pada hari kiamat Al Qur`an dan orang-orang yang membacanya yang mereka itu dulu beramal dengannya ketika di dunia, dipimpin oleh surat Al Baqarah dan Alu Imran" [HR Muslim (805)].
            مَا أَذِنَ اللَّهُ لِشَىْءٍ مَا أَذِنَ لِنَبِىٍّ حَسَنِ الصَّوْتِ يَتَغَنَّى بِالْقُرْآنِ يَجْهَرُ بِهِ
“Allah Subhaanahu wa Ta'aala tidaklah mendengarkan sesuatu seperti yang didengar-Nya dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang bagus suaranya, ia memperbagus suara dalam membaca Al Qur’an dan mengeraskannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bahwasanya Rasulullah صلىاللهعليهوسلم bersabda:
“Tidak boleh iri kecuali terhadap dua jenis manusia: (Yang pertama adalah) orang yang telah diberikan ilmu Al Qur`an oleh Allah lalu dia mengamalkannya sepanjang malam dan sepanjang siang. (Yang kedua adalah) orang yang telah diberikan harta oleh Allah lalu dia menafkahkannya sepanjang malam dan sepanjang siang.” [HR Al Bukhari (5025) dan Muslim (815).
Keutamaan mendengarkan Ayat Al-Qur’an, bukan membaca Al-Qur'an saja yang menjadi ibadah dan amal yang mendapat pahala dan rahmat, tetapi mendengarkan bacaan Al Qur'an pun begitu pula. Sebahagian ulama mengatakan, bahwa mendengarkan orang membaca Al Qur'an pahalanya sama dengan orang yang membacanya.
Mendengarkan bacaan Al Qur'an dengan baik dapat menghibur perasaan sedih, menenangkan jiwa yang gelisah dan melunakkan hati yang keras, serta mendatangkan petunjuk.
Itulah yang dimaksudkan dengan rahmat ALLAH, yang diberikan kepada orang yang mendengarkan bacaan Al Qur'an dengan baik.
Demikian besar mu'jizat Al Qur'an sebagai wahyu ILAHI, yang tak bosan-bosan orang membaca dan mendengarkannya.
Malahan semakin sering orang membaca dan mendengarkannya, semakin terpikat hatinya kepada Al Qur'an,bila Al Qur'an dibaca dengan lidah yang fasih, dengan suara yang baik dan merdu akan lebih memberi pengaruh kepada jiwa orang yang mendengarkannya dan bertambah imannya.
1.      Dalil Al-Qur’an
"Dan apabila dibacakan Al Qur'an, maka dengarkanlah (baik-baik) dan perhatikanlah dengan tenang, agar kamu mendapat rahmat." QS Al A’raf:204
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu, hanyalah mereka yang apabila disebut (nama) ALLAH, gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat NYA, bertambahlah iman mereka karenanya dan kepada ROBB lah mereka bertawakkal." QS Al Anfaal:2
2.      Dalil hadits
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori disebutkan bahwa Abdullah Ibnu Mas'ud menceritakan:
"Rosulullah berkata kepadaku : "Hai Ibnu Mas'ud, bacakanlah Al Qur'an untukku!" Lalu aku menjawab: Kenapa aku yang membacakan Al-Qur'an untukmu, ya Rosulullah, padahal Al Qur'an itu diturunkan ROBB kepadamu?" Rosulullah menjawab: "Aku senang mendengarkan bacaan Al-Qur'an itu dari orang lain.
Kemudian Ibnu Mas'ud membacakan beberapa ayat dari surat An Nisaa'.
Maka tatkala bacaan Ibnu Mas'ud sampai kepada ayat 41 yang artinya: "Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seorang saksi (rosul dan nabi) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (umatmu);"
Sedang ayat itu sangat mengharukan hati Rosulullah, lalu beliau berkata:
"Cukuplah sekian saja, ya Ibnu Mas'ud!"
Ibnu Mas'ud melihat Rosulullah meneteskan air matanya serta menundukkan kepalanya.

B.     ADAB MEMBACA AL-QUR’AN
1.      Memiliki niat yang ikhlas karena mengharap keridhaan Allah dalam membaca dan mempelajarinya, bukan untuk mendapatkan dunia, bukan karena harta, kedudukan, juga bukan agar dimuliakan oleh kawan-kawan. Orang arif mengatakan, “Ikhlas itu membersihkan amal dari perhatian makhluk.”
2.      Dianjurkan menggosok giginya baik dengan siwak maupun sikat gigi lainnya.
3.      Sebaiknya ia membaca Al Qur’an dalam keadaan suci, baik suci dari hadats kecil maupun dari hadats besar.
4.      Hendaknya membaca Al Qur’an di tempat yang suci seperti di masjid dan di rumah. Oleh karena itu, banyak para ulama yang menganjurkan membacanya di masjid karena di masjid menggabung antara tempat yang bersih dan utama. Demikian juga hendaknya ia tidak membacanya di tempat yang kotor atau di tempat yang biasanya bacaannya tidak didengarkan dan diperhatikan. 
5.      Sebaiknya duduk menghadap kiblat dengan sikap tenang, khusyu dan sopan.
6.      Hendaknya memulai dengan membaca isti’adzah (A’uudzu billahi minasy syaithaanir rajiim).
7.      Hendaknya membacanya dengan tartil (tidak cepat dan jelas huruf-hurufnya), karena hal ini membantunya untuk mentadabburi maknanya.
8.      Dianjurkan memperbagus suara semampunya ketika membaca Al Qur’an.
9.      Hendaknya ia menghadirkan hati, mentadabburi (memikirkan) kandungan Al Qur’an, memperhatikan setiap ‘ibrah (pelajaran) dan merasakan ke dalam hati wa’d (janji) dan wa’id (ancaman) yang disebutkan dalam Al Qur’an.
10.  Hendaknya ketika sampai pada ayat rahmat, ia meminta kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala karunia-Nya, dan ketika sampai pada ayat azab, ia meminta perlindungan kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala darinya.
11.  Hendaknya ia menjauhi tertawa, ribut/gaduh dan obrolan, kecuali ucapan yang sangat dibutuhkan.
12.  Ketika dibacakan Al Qur’an hendaknya diam, tidak melakukan obrolan
13.  Hendaknya ia tidak mengeraskan bacaan Al Qur'an ketika di dekatnya ada yang sedang shalat agar tidak mengganggu shalatnya.
14.  Diutamakan bagi orang yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan suci. Jika tidak menemukan air maka dianjurkan untuk bertayamum.
15.  Membaca al-qur’an disunahkan di tempat yang bersih dan terpilih
Justru, sejumlah ulama menganjurkan membaca Al-Qur’an di masjid karena ia meliputi kebersihan dan kemuliaan. Para sahabat meriwayatkannya dari Abu Hanifah r.a Asy-Sya’bi berkata, makruh membaca Al-Qur’an di tiga tempat: Di tempat mandi, tempat buang air dan tempat penggilingan gandum.
16.  Diutamakan bagi pembaca Al-Qur’an di luar sembah yang supaya menghadap kiblat. Hendaknya dia duduk dengan khusyuk dan tenang sambil menundukkan kepalanya. Dibolehkan baginya membaca sambil berdiri atau berbaring atau di tempat tidurnya atau dalam keadaan lainnya dan dia mendapat pahala, akan tetapi nilainya kurang daripada membaca al Qur’an dengan duduk.
1.      Dalil Al-Qur’an
“Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (keagungan Allah s.w.t) bagi orang-orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah s.w.t sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan Bumi…” (QS Ali-Imran 3:190-191).
“Dan mereka menyungkurkan wajah mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk.” (QS Al-Israa 17:109).
2.      Dalil Hadist
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
“Orang yang pandai membaca Al-Qur`an, dia bersama para malaikat yang mulia dan patuh. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur`an dengan terbata-bata dan berat melafalkannya, maka dia mendapat dua pahala.” (Muttafaq ‘Alaih).
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ                   
 “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”
Dari Rasulullah SAW beliau berkata,” Sesungguhnya Alqur’an turun dengan kesedihan, maka apabila kamu membacanya hendaklah sambil menagis.Jika engkau tidak bisa menangis maka berusahalah untuk menangis dan melagukannya (menyenandungkannya). Barangsiapa yang tidak melagukan bacaan Al Qur’an maka tidak termasuk golongan kami. (HR. Ibnu Majah).
Abu Hurairah dan Abu Said Al-Khudri ra dari Nabi saw bahawa Baginda bersabda: “Tidaklah suatu kaum menyebut nama Allah swt bersama-sama, kecuali mereka dikelilingi oleh para malaikat, diliputi rahmat dan turun ketenangan ke atas mereka serta Allah swt menyebut mereka di antara para malaikatnya di sisi-Nya.” (Riwayat Tirmidzi dan dia berkata, hadith ini hasan shahih).























BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Al-Quran adalah satu mukjizat yang tersebar dan teragung yang diturunkan dalam bahasa Arab dalam tujuh huruf. Banyak hadith yang diriwayatkan oleh para sahabat mengenai Al-Quran diturunkan dalam tujuh huruf dan hadith tersebut adalah mutawatir, di antaranya yang berpendapat demikian ialah Abu ‘Ubayd al-Qasim bin Salam.
Hadits-hadits berkenaan dengan Al-Qur’an tentang keutamaan-keutamaan dari membaca, juga adab-adab dalam membaca Al-qur’an harus di perhatikan karena ini sangat berpengaruh pada makna, dan kebenaran dalam membacanya.
Keutamaan-keutamaan dalam Al-Qur’an adalah cerminan betapa sangat mulianya ayat suci al-Qur’an, dari membaca sudah jelas mendapatkan pahala dari per kata yang di baca, mendengarkan Al-Qur’an sama halnya dengan membaca Al-Qur’an,belajar Al-Qur’an juga sangat penting bagi kita karena ini berkaitan dengan tata cara, bunyi, panjang pendek, dll. Dalam membaca Al-Qur’an, bila kita sudah mahir dalam mempelajari Al-Qur’an maka hendaknya kita ajarkan kepada orang lain, karena sebaik-baik orang adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.














DAFTAR PUSTAKA